Senin, 30 September 2013

PAIKEM dalam Pembelajaran IPS



PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pelaksanaan proses pembelajaran pada berbagai mata pelajaran di Sekolah Dasar pada umumnya bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada pada diri siswa, baik potensi dalam aspek kognitif, aspek afektif maupun aspek psikomotorik. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik[1]. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP) berusaha memberikan wawasan secara komprehensif tentang peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu-isu sosial. IPS sebagai ilmu pengetahuan berperan memfungsionalkan dan merealisasikan ilmu-ilmu sosial yang bersifat teoritik ke dalam kehidupan nyata di masyarakat[2]. Berbagai tradisi dalam ilmu sosial, termasuk konsep, teori, fakta, struktur, metode dan penanaman nilai-nilai dalam ilmu sosial perlu dikemas secara pedagogis, integratif dan komunikatif serta relevan dengan situasi dan kondisi yang berkembang dalam masyarakat.
Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP, 2006) menegaskan bahwa melalui mata pelajaran IPS peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi Warga Negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab serta warga dunia yang cinta damai[3]. Fenomena kehidupan global di masa mendatang yang penuh dengan tantangan, menuntut mata pelajaran IPS untuk dirancang bisa mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.
Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar perlu disusun secara sistimatis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan bermasyarakat. Pendekatan tersebut diharapkan mampu membina siswa agar menjadi warga negara Indonesia yang bertanggung jawab dan warga dunia yang efektif, dalam masyarakat global yang selalu mengalami perubahan setiap saat. Untuk itu, pembelajaran IPS perlu dirancang untuk membangun dan merefleksikan kemampuan siswa dalam kehidupan bermasyarakat yang selalu berubah dan berkembang secara terus menerus.
Menurut Somantri (2001;44) merumuskan batasan dan tujuan pendidikan IPS untuk tingkat sekolah dasar sebagai “ suatu penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, psikologi, ideologi negara dan agama yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan”[4].
Tujuan pendidikan IPS dikembangkan atas dasar pemikiran bahwa pendidikan IPS merupakan suatu disiplin ilmu. Oleh karena itu pendidikan IPS harus mengacu pada tujuan pendidikan nasional. Dengan demikian tujuan pendidikan IPS adalah mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menguasai disiplin ilmu-ilmu sosial untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih tinggi[5].
Menurut Hasan (1996;107), tujuan pendidikan IPS dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu pengembangan kemampuan intelektual siswa, pengembangan kemampuan dan rasa tanggung jawab sebagai anggota masyarakat dan bangsa serta pengembangan diri siswa sebagai pribadi. Tujuan pertama berorientasi pada pengembangan kemampuan intelektual yang berhubungan dengan diri siswa dan kepentingan ilmu pengetahuan khususnya ilmu-ilmu sosial. Tujuan kedua berorientasi pada pengembangan diri siswa dan kepentingan masyarakat. Sedangkan tujuan ketiga lebih berorientasi pada pengembangan pribadi siswa baik untuk kepentingan dirinya, masyarakat maupun ilmu[6].
Berdasarkan pendapat diatas ada tiga aspek yang harus dituju dalam pengembangan pendidikan IPS, yaitu aspek intelektual, kehidupan sosial, dan kehidupan individual.
Aspek pengetahuan dan pengertian berkaitan dengan pemberian bekal pengetahuan dan pemahaman siswa tentang dunia dan kehidupan masyarakat di sekitarnya, aspek sikap dan nilai berkaitan dengan pemberian bekal mengenai dasar-dasar etika dan norma yang nantinya menjadi orientasi nilai dalam kehidupanannya di masyarakat. Sedangkan aspek keterampilan meliputi keterampilan sosial (social skill) dan keterampilan intektual (intellectual skill) agar siswa tanggap terhadap permasalahan sosial di sekitarnya dan mampu bekerjasama dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk mencapai tujuan mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar tersebut perlu dikembangkan pendekatan pembelajaran IPS yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM). Guru perlu mengembangkan strategi pembelajaran yang berorientasi pada siswa (Student Centered Learning) dan didukung oleh penerapan metode yang bervariasi serta pemanfaatan multimedia yang efektif agar siswa termotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
Oleh karenanya secara substansi materi pembelajaran IPS diharapkan siswa mampu membawa dirinya secara dewasa dan bijak dalam kehidupan nyata, tidak hanya mampu menguasai teori-teori kehidupan di dalam masyarakat tapi mampu menjalani kehidupan nyata di masyarakat sebagai makhluk sosial.

B. Identifikasi Masalah
Dari uraian di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimanakah pengembangan pendekatan pembelajaran IPS yang mampu meningkatkan kualitas proses pembelajaran?
2.      Bagaimanakah penerapan metode yang efektif dalam pembelajaran IPS yang mampu meningkatkan kualitas proses pembelajaran di Sekolah Dasar?
3.      Bagaimanakah pemanfaatan media efektif dalam pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan?

C. Pembatasan Masalah
            Permasalahan yang akan diuraikan dibatasi pada pembelajaran yang dilakukan guru di dalam kelas dengan menggunakan pembelajaran Paikem.

D. Tujuan Penelitian
            Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pembelajaran IPS yang sudah dikembangkan guru di dalam kelas dengan menggunakan pembelajaran Paikem.

E. Manfaat Penelitian
1.      Untuk guru sebagai masukan metode pembelajaran yang bervariasi.
2.      Bagi siswa lebih termotivasi dan berperan aktif dalam proses    pembelajaran.












KAJIAN TEORI

A.      Pembelajaran PAIKEM
1. Definisi PAIKEM
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman, sedangkan pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal[7]. Peristiwa belajar yang disertai proses pembelajaran akan lebih terarah dan sistematis dibandingkan dengan belajar dari pengalaman dalam kehidupan sehari-hari semata yang dimana dalam prosesnya terdapat peran guru, bahan ajar dan lingkungan kondusif yang sengaja diciptakan. Dalam prosesnya terdapat interaksi antara guru dan siswa yang tercipta sebagai usaha dalam mendewasakan diri dalam aspek akal, moral maupun emosional, dengan kata lain guru dan siswa merupakan subjek yang memiliki kebebasan secara aktif yang memungkinkan keterlibatan mental siswa secara optimal dalam merealisasikan pengalaman belajar.
Pengalaman belajar siswa tidak didapat begitu saja diperlukan kemampuan guru dalam mengembangkan pengetahuan dasar yang dimiliki siswa, karena pada dasarnya setiap siswa telah memiliki pengetahuan sebagai hasil interaksinya dengan lingkungan. Untuk mengembangkannya dalam pembelajaran tentu diperlukan strategi, pendekatan, metode dan teknik yang dapat merangasang rasa keingintahuan siswa[8].
Peningkatan kualitas pembelajaran perlu mengembangkan pendekatan pembelajaran yang mendorong siswa aktif, mampu berinovatif, serta kreatif sehingga efektif namun tetap menyenangkan sesuai dengan karakteristik siswa Sekolah Dasar. Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai maka diperlukan strategi pembelajaran yang mendukung, diantaranya strategi kontruktivistik, cooperative learning, dan inquiry dapat dipilih dan dikembangkan sebagai alternatif[9]. Pendekatan pembelajaran tersebut memiliki karakteristik sebagai Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM).
PAIKEM merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Selanjutnya, PAIKEM dapat didefinisikan sebagai: pendekatan mengajar (approach to teaching) yang digunakan bersama metode tertentu dan pelbagai media pengajaran yang disertai penataan lingkungan sedemikian rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan[10]. Dengan demikian, para siswa merasa tertarik dan mudah menyerap pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan. Selain itu, PAIKEM juga memungkinkan siwa melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan sikap, pemahaman, dan keterampilannya sendiri dalam arti tidak semata-mata “disuapi” guru. Di antara metode-metode mengajar yang amat mungkin digunakan untuk mengimple- mentasikan PAIKEM, ialah: 1) metode ceramah plus, 2) metode diskusi; 3) metode demonstrasi; 4) metode role-play; dan 5) metode simulasi[11].
Pembelajaran IPS yang bercirikan PAIKEM menuntut penerapan multi metode, multi media dan praktik kerja dalam tim serta memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. PAIKEM berasumsi bahwa pembelajaran itu merupakan proses individual, proses sosial yang menyenangkan, serta tidak pernah berhenti untuk membangun makna. Pembelajaran IPS yang bernuansa PAIKEM perlu menerapkan berbagai model pembelajaran yang inovatif, multi metode dan multi media yang menunjang efektivitas pencapaian tujuan.
2. Karakteristik PAIKEM
a.       Berpusat pada siswa (student centered)
b.      Belajar yang menyenangkan (joyfull learning)
c.       Belajar yang berorientasi pada tercapainya kemampuan tertentu (competency based learning)
d.      Belajar secara tuntas (mastery learning)
e.       Belajar secara berkesinambungan (continuous learning)
f.       Belajar sesuai dengan ke-kini-an dan ke-disini-an (contextual learning)
3.      Penjabaran PAIKEM
a.       Aktif
Pembelajaran yang aktif berarti pembelajaran yang memerlukan keaktifan  semua siswa dan guru secara fisik, mental, emosional, bahkan moral dan spiritual. Guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, membangun gagasan, dan melakukan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman langsung, sehingga belajar merupakan proses aktif siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri.
b.      Inovatif
Pembelajaran inovatif  dapat  menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan apabila dilakukan dengan cara meng- integrasikan media/alat bantu terutama yang berbasis teknologi baru/maju ke dalam proses pembelajaran tersebut. Sehingga, terjadi proses renovasi mental, di antaranya membangun rasa pecaya diri siswa. Penggunaan bahan pelajaran, software multimedia, dan microsoft power point merupakan salah satu alternatif.
c.       Kreatif
Pembelajaran yang kreatif mengandung makna tidak sekedar melaksanakan dan menerapkan kurikulum. Dengan demikian ada kreativitas pengembangan kompetensi dan kreativitas dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas termasuk pemanfaatan lingkungan sebagai sumber bahan dan sarana untuk belajar. Pembelajaran kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa dan tipe serta gaya belajar siswa.
d.      Efektif
Pembelajaran dapat dikatakan efektif (effective / berhasil guna) jika mencapai sasaran atau minimal mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Di samping itu, yang juga penting adalah banyaknya pengalaman dan hal baru yang  “didapat“ siswa. Guru pun diharapkan memeroleh “pengalaman baru” sebagai hasil interaksi dua arah dengan siswanya.
e.       Pembelajaran Menyenangkan
Pembelajaran yang menyenangkan adalah pembela- jaran yang dapat dinikmati siswa. Siswa merasa nyaman, aman dan asyik. Perasaan yang mengasyikkan mengandung unsur inner motivation, yaitu dorongan keingintahuan yang disertai upaya mencari tahu sesuatu.

B.       Model-Model Pembelajaran IPS
Untuk menumbuhkan motivasi dan partisipasi siswa dalam pembelajaran perlu dikembangkan model-model pembelajaran IPS yang mendorong siswa aktif dan kreatif serta inovatif. Model pembelajaran inovatif tersebut antara lain[12]:
1. Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction).
Model pengajaran langsung banyak diilhami oleh teori belajar sosial yang sering disebut belajar melalui observasi. Dasar pemikiran model pengajaran langsung ini adalah bahwa siswa belajar dengan mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan tingkah laku gurunya. Dalam menerapkan pengajaran langsung, pengetahuan yang disampaikan kepada siswa perlu disederhanakan, baik pengetahuan deklaratif maupun prosedural.
2. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Proses pembelajaran dilalui dengan bekerjasama dalam kelompok untuk membangun pengetahuan yang tengah dipelajari[13]. Setting kelas dalam pembelajaran kooperatif, perlu memenuhi 3 kondisi, yaitu: (a) adanya kontak langsung, (b) sama-sama berperan serta dalam kerja kelompok, (c) adanya persetujuan antar anggota kelompok tentang setting kelas tersebut.
3. Model Pengajaran Berdasar Masalah (Problem Base Instruction)
Model pengajaran berdasarkan masalah ini menurut Banks (1990) mempunyai ciri umum yaitu menyajikan kepada siswa masalah autentik dan bermakna yang akan memberi kemudahan kepada siswa untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri[14].
4. Model Belajar Melalui Penemuan (Inkuiry)
Pembelajaran penemuan merupakan suatu model pengajaran yang menekankan pentingnya membantu siswa memahami struktur atau ide kunci dari suatu disiplin ilmu, siswa aktif terlibat dalam proses pembelajaran, dan memberi keyakinan bahwa pembelajaran akan terjadi melalui penemuan pribadi. Banks (1990) meyakini bahwa model penemuan ini akan merangsang siswa untuk melakukan penyelidikan sehingga menemukan sesuatu. Model pembelajaran penemuan menurut Banks (1990) lebih cocok untuk menanamkan konsep-konsep yang dapat ditemukan melalui percobaan dan penyelidikan.

C.      Metode Pembelajaran IPS
Menurut Nursid Sumaatmadja metode pengajaran adalah suatu cara yang fungsinya merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan. (1984:95) sedangkan menurut S. Hamid Hasan metode pengajaran adalah suatu cara yang digunakan untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa dalam belajar. (1992:4)[15]. Dapat ditarik kesimpulan bahwa metode adalah suatu cara yang digunakan untuk memberikan pengajaran yang efektif dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang berkualitas tentu akan mempertimbangkan penerapan metode-metode pembelajaran secara bervariasi sesuai dengan karakteristik materi pelajaran yang akan disampaikan.
Penerapan variasi metode bisa menunjang kegiatan pembelajaran yang aktif dan inovatif serta menyenangkan karena tidak monoton dan menjemukan siswa. Oleh karena itu, hendaknya guru mampu memilih dan menentukan metode pembelajaran yang paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Perlu disadari bahwa tidak ada satupun metode yang sempurna dan efektif serta efisien untuk semua topik kajian. Masing-masing metode memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing, oleh karena itu dalam setiap proses pembelajaran IPS diperlukan penerapan metode yang bervariasi.
Macam-macam metode pembelajaran dalam IPS antara lain sebagai berikut[16]:
1.      Metode ceramah
2.      Metode Tanya jawab.
3.      Metode diskusi
4.      Metode pemecahan masalah (problem solving)
5.      Metode simulasi
6.      Metode bermain peran (role playing)
7.      Metode sosio drama
8.      Metode permainan (game)
9.      Metode cerita
10.  Metode karya wisata atau studi lapangan
11.  Metode inkuiri
12.  Metode penugasan
13.  Metode pameran (eksposisi)
14.  Metode proyek
Pemilihan dan penerapan metode pembelajaran perlu mempertimbangkan kriteria-kriteria sebagai berikut:
1.      Sesuai dengan karakteristik bahan ajar yang akan disampaikan.
2.      Ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai.
3.      Sesuai dengan latar belakang dan kebutuhan siswa.

D.      Media dalam pembelajaran IPS
Media pembelajaran dikenal sebagai sumber-sumber belajar selain guru yang berfungsi sebagai penyalur atau penghubung pesan ajar yang diadakan dan atau diciptakan secara terencana[17].
Setiap media pembelajaran memiliki karakteristik dan keunggulan masing-masing maka diharapkan guru dapat memilih dan menentukan macam-macam media sesuai dengan topik bahasan dan karakteristik materi pelajaran. Agar pemilihan dan penentuan media tersebut bisa efektif, maka perlu mempertimbangkan beberapa kriteria, antara lain[18]:
1.      Obyektifitas.
Dalam memilih media perlu meminta saran atau pendapat dari teman sejawat, bukan berdasar kesenangan pribadi guru.
2.      Program pembelajaran
Penentuan media bisa menunjang pencapaian tujuan program pembelajaran atau sesuai dengan pokok bahasan yang akan disampaikan.
3.      Sasaran program
Sasaran program ini adalah siswa yang mengikuti proses pembelajaran, pada usia tertentu mereka memiliki kemampuan intelektual tertentu pula.
            4.    Situasi dan kondisi
Situasi dan kondisi ini berkaitan dengan sarana dan prasarana sekolah atau kelas (ukuran ruangan, bangku, ventilasi dll ) dan situasi kondisi siswa ( jumlah siswa, motivasi, dll )
4.      Kualitas teknik.
Kualiats teknik ini berkaitan kualitas gambar, rekaman audio maupun visual suara,  atau alat Bantu lainnya.
5.      Efektivitas dan efisiensi penggunaan.
Keefektifan menyangkut penyerapan informasi yang optimal oleh siswa, sedangkan efisiensi berkaitan dengan pengeluaran tenaga, waktu dan biaya seberapa mampu mencapai tujuan yang optimal.
Media pembelajaran memiliki ragam dan bentuk yang bermacam-macam, namun berdasarkan perkembangannya media dapat digolongkan sebagai berikut[19]:
1.      Media yang bersifat umum dan tradisional.
Contohnya: papan tulis, buku teks, majalah, buku rujukan dan lain lain.
2.      Media yang bersifat canggih.
Contohnya: radio, TV, VCD, tape recorder, OHP, LCD, dan lain lain.
3.      Media yang bersifat inovatif.
Contohnya: komputer, internet, laptop, dll.
Sedangkan jenis-jenis media bisa dikelompokkan sebagai berikut:
1.      Alat pengajaran.
Contohnya: papan tulis, papan pamer, mesin pengganda.
2.      Media cetak.
Contohnya: Buku, majalah, surat kabar, jurnal, bulletin, pamflet dan lain-lain
3.      Media visual.
Contohnya: Transfaransi, slid, grafik, chart, model dan realia, gambar, foto,dll
4.      Media audio.
Contohnya: Tape recorder, pita suara, piringan hitam dan lain-lain
5.      Media audio-visual
Contohnya: Televisi, VCD, film suara.
6.      Masyarakat sebagai sumber belajar.
Contohnya: Nara sumber, tokoh masyarakat, dinamika kehidupan dalam
masyarakat.
Banyaknya ragam dan jenis media yang bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran IPS, menuntut guru untuk berkreasi dalam memanfaatkan media pembelajaran agar mendorong siswa aktif, kreartif dan inovatif dalam kegiatan pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran IPS selayaknya mengkondisikan siswa untuk berproses secara individual, sosial, kerja dalam kelompok, untuk membangun makna dengan menyenangkan.



























PEMBAHASAN

            Pada dasarnya proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas merupakan hasil kerjasama yang baik antara guru dan peserta didik. Dimana dalam mengembangkan pendekatan  pembelajaran yang dilakukan guru semata-mata bertujuan menciptakan kondisi pembelajaran yang mendukung agar siswa mampu untuk aktif, inovatif, kreatif, efektif dan tentunya dengan suasana yang menyenangkan sehingga tercapainya tujuan dan proses pembelajaran.
Disamping proses pembelajaran yang kondusif diperlukan juga penerapan metode yang dapat mendukung hal tersebut. Penerapan metode yang efektif dapat dilakukan guru dengan mengutarakan terlebih dahulu didepan kelas agar siswa mengetahui tujuan dari metode yang akan dilaksanakan pada saat pembelajaran sehingga siswa juga mengetahui apa manfaat dari metode yang diberikan guru.
Selain itu juga ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya:
1.         Kondisi kelas yang khusus, misalnya guru percaya bahwa siswa-siswinya dapat belajar dan bertindak berdasar pada kepercayaan pada diri sendiri, suasana bebas artinya siswa dapat berkiprah dengan masalah yang dihadapi.
2.         Memerlukan motivasi tinggi sehingga siswa merasa tertantang dengan memerlukan pemikiran, menumbuhkan keinginan untuk tahu.
3.         Penerapan metode yang efektif tidak berdiri sendiri tetapi pada pelaksanaannya dibantu oleh model pembelajaran yang inovatif dan pemanfaatan media yang efektif.
Perlu diingat masing-masing materi pembelajaran memiliki karakteristik yang unik maka setiap penggunaan metode, model dan media pembelajaran pada setiap materi akan berbeda. Maka dari itu guru dituntut untuk dapat berinovatif dan berkreasi dalam memadu-padankan anatara materi pelajaran dengan pemanfaatan media yang efektif sehingga tujuan dari pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan dapat tercapai.



PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian dalam tulisan di depan, dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:
1.         Pendekatan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) dapat menunjang peningkatan kualitas pembelajaran IPS di Sekolah Dasar.
2.         Pengembangan pendekatan PAIKEM dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar perlu diterapkan multi metode secara bervariasi sesuai dengan karakteristik materi dan latar belakang siswa.
3.         Pelaksanaan PAIKEM perlu didukung oleh multimedia yang memadai sehingga proses pembelajaran mampu memberi layanan klasikal dan individual serta mampu menumbuhkan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan harapan mampu mencapai tujuan pembelajaran secara lebih efektif dan efisien.

B. Saran-saran
Beberapa saran yang bisa disampaikan dalam tulisan ini antara lain:
1.         Sebagai upaya peningkatan kualitas proses pembelajaran pada mata pelajaran IPS guru Sekolah Dasar hendaknya mengembangkan pendekatan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM).
2.         Metode belajar yang bermacam-macam jenis dan ragamnya perlu diterapkan secara bervariasi dan selektif untuk menunjang pengembangan pendekatan PAIKEM.
3.         Guru IPS di Sekolah Dasar hendaknya lebih berkreasi dalam memanfaatkan media pembelajaran yang efektif dalam menunjang pendekatan PAIKEM.


DAFTAR PUSTAKA

Dimyati, Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. 2008. Asyik Belajar Dengan PAKEM Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Jakarta: Depdiknas
Munadi Yudhi. 2012. Media Pembelajaran. Ciputat: Gaung Persada
Sanjaya Wina. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Sapriya, dkk. 2006. Konsep Dasar IPS. Bandung: UPI Press
Supriatna Nana dkk. 2007. Pendidikan IPS di SD. Bandung: UPI press.
Sutardi Didi, Encep Sudirjo. 2007. Pembaharuan dalam PBM di SD. Bandung: UPI Press
Syah Muhibin, Rahayu Kariadinata. 2009. Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Bandung: UIN Sunan Gunung Djati













[1]  http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran#Pembelajaran_dalam_dunia_pendidikan
[2]  Sapriya. dkk. Pembelajaran Dan Hasil Evaluasi Hasil Belajar IPS, Cet. 1; Bandung:UPI Press, 2006, h. 3
[3]  Ibid, h. 7
[4] ibid
[5] Supriatna Nana, Pendidikan IPS di SD, cet. 1; Bandung: UPI Press, 2007, h. 5
[6] ibid
[7] Sutardi Didi. Dkk, Pembaharuan dalam PBM di SD, cet.1; Bandung: UPI Press, 2007, h.2
[8] Ibid, h. 25
[9] Supriatna Nana, Pendidikan IPS di SD, cet. 1; Bandung: UPI Press, 2007, h. 49
[10] Syah Muhibin.dkk, Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif dan Menyenangkan, Bandung:  UIN Sunan Gunung Djati, 2009, h. 1
[11] Supriatna Nana, Op.cit, h. 126
[12] Ibid. h. 126
[13] Sutardi Didi.dkk,op. cit, h. 60
[14] Supriatna Nana.dkk, op. cit, h. 180
[15] Supriatna Nana, loc. cit
[16] ibid
[17] Munadi Yudhi, Media Pembelajaran, 2012, cet.4; Ciputat: Gaung Persada Press Jakarta, h. 5
[18] Ibid, h. 187
[19] Nana Supriatna, op.cit, h. 152

Tidak ada komentar:

Posting Komentar