PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pelaksanaan
proses pembelajaran pada berbagai mata pelajaran di Sekolah Dasar pada umumnya
bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada pada diri siswa, baik
potensi dalam aspek kognitif, aspek afektif maupun aspek psikomotorik. Pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan
pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan
kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta
didik[1].
Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar
dapat belajar dengan baik.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata
pelajaran yang diberikan mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah
Pertama (SMP) berusaha memberikan wawasan secara komprehensif tentang
peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu-isu
sosial. IPS sebagai ilmu pengetahuan berperan memfungsionalkan dan
merealisasikan ilmu-ilmu sosial yang bersifat teoritik ke dalam kehidupan nyata
di masyarakat[2]. Berbagai tradisi dalam ilmu sosial,
termasuk konsep, teori, fakta, struktur, metode dan penanaman nilai-nilai dalam
ilmu sosial perlu dikemas secara pedagogis, integratif dan komunikatif serta
relevan dengan situasi dan kondisi yang berkembang dalam masyarakat.
Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP, 2006)
menegaskan bahwa melalui mata pelajaran IPS peserta didik diarahkan untuk dapat
menjadi Warga Negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab serta
warga dunia yang cinta damai[3].
Fenomena kehidupan global di masa mendatang yang penuh dengan tantangan,
menuntut mata pelajaran IPS untuk dirancang bisa mengembangkan pengetahuan,
pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam
memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.
Pembelajaran
IPS di Sekolah Dasar perlu disusun secara sistimatis, komprehensif, dan terpadu
dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan
bermasyarakat. Pendekatan tersebut diharapkan mampu membina siswa agar menjadi
warga negara Indonesia yang bertanggung jawab dan warga dunia yang efektif,
dalam masyarakat global yang selalu mengalami perubahan setiap saat. Untuk itu,
pembelajaran IPS perlu dirancang untuk membangun dan merefleksikan kemampuan
siswa dalam kehidupan bermasyarakat yang selalu berubah dan berkembang secara
terus menerus.
Menurut Somantri (2001;44)
merumuskan batasan dan tujuan pendidikan IPS untuk tingkat sekolah dasar
sebagai “ suatu penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, psikologi, ideologi
negara dan agama yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan
psikologis untuk tujuan pendidikan”[4].
Tujuan
pendidikan IPS dikembangkan atas dasar pemikiran bahwa pendidikan IPS merupakan
suatu disiplin ilmu. Oleh karena itu pendidikan IPS harus mengacu pada tujuan
pendidikan nasional. Dengan demikian tujuan pendidikan IPS adalah mengembangkan
kemampuan peserta didik dalam menguasai disiplin ilmu-ilmu sosial untuk
mencapai tujuan pendidikan yang lebih tinggi[5].
Menurut
Hasan (1996;107), tujuan pendidikan IPS dapat dikelompokkan ke dalam tiga
kategori, yaitu pengembangan kemampuan intelektual siswa, pengembangan
kemampuan dan rasa tanggung jawab sebagai anggota masyarakat dan bangsa serta
pengembangan diri siswa sebagai pribadi. Tujuan pertama berorientasi pada
pengembangan kemampuan intelektual yang berhubungan dengan diri siswa dan
kepentingan ilmu pengetahuan khususnya ilmu-ilmu sosial. Tujuan kedua
berorientasi pada pengembangan diri siswa dan kepentingan masyarakat. Sedangkan
tujuan ketiga lebih berorientasi pada pengembangan pribadi siswa baik untuk
kepentingan dirinya, masyarakat maupun ilmu[6].
Berdasarkan
pendapat diatas ada tiga aspek yang harus dituju dalam pengembangan pendidikan
IPS, yaitu aspek intelektual, kehidupan sosial, dan kehidupan individual.
Aspek
pengetahuan dan pengertian berkaitan dengan pemberian bekal pengetahuan dan
pemahaman siswa tentang dunia dan kehidupan masyarakat di sekitarnya, aspek
sikap dan nilai berkaitan dengan pemberian bekal mengenai dasar-dasar etika dan
norma yang nantinya menjadi orientasi nilai dalam kehidupanannya di masyarakat.
Sedangkan aspek keterampilan meliputi keterampilan sosial (social skill) dan
keterampilan intektual (intellectual skill) agar siswa tanggap terhadap
permasalahan sosial di sekitarnya dan mampu bekerjasama dengan orang lain dalam
kehidupan sehari-hari.
Untuk
mencapai tujuan mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar tersebut perlu dikembangkan
pendekatan pembelajaran IPS yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan (PAIKEM). Guru perlu mengembangkan strategi pembelajaran yang
berorientasi pada siswa (Student Centered Learning) dan didukung oleh penerapan
metode yang bervariasi serta pemanfaatan multimedia yang efektif agar siswa
termotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
Oleh
karenanya secara substansi materi pembelajaran IPS diharapkan siswa mampu
membawa dirinya secara dewasa dan bijak dalam kehidupan nyata, tidak hanya
mampu menguasai teori-teori kehidupan di dalam masyarakat tapi mampu menjalani
kehidupan nyata di masyarakat sebagai makhluk sosial.
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian
di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah pengembangan pendekatan
pembelajaran IPS yang mampu meningkatkan kualitas proses pembelajaran?
2.
Bagaimanakah penerapan metode yang efektif
dalam pembelajaran IPS yang mampu meningkatkan kualitas proses pembelajaran di
Sekolah Dasar?
3.
Bagaimanakah pemanfaatan media efektif dalam
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan?
C. Pembatasan Masalah
Permasalahan
yang akan diuraikan dibatasi pada pembelajaran yang dilakukan guru di dalam
kelas dengan menggunakan pembelajaran Paikem.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pembelajaran IPS yang sudah
dikembangkan guru di dalam kelas dengan menggunakan pembelajaran Paikem.
E. Manfaat Penelitian
1.
Untuk guru sebagai masukan metode pembelajaran
yang bervariasi.
2.
Bagi siswa lebih termotivasi dan berperan aktif
dalam proses pembelajaran.
KAJIAN TEORI
A. Pembelajaran PAIKEM
1. Definisi PAIKEM
Belajar adalah proses perubahan
tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman,
sedangkan pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa
agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal[7]. Peristiwa belajar yang
disertai proses pembelajaran akan lebih terarah dan sistematis dibandingkan
dengan belajar dari pengalaman dalam kehidupan sehari-hari semata yang dimana
dalam prosesnya terdapat peran guru, bahan ajar dan lingkungan kondusif yang
sengaja diciptakan. Dalam prosesnya terdapat interaksi antara guru dan siswa
yang tercipta sebagai usaha dalam mendewasakan diri dalam aspek akal, moral
maupun emosional, dengan kata lain guru dan siswa merupakan subjek yang
memiliki kebebasan secara aktif yang memungkinkan keterlibatan mental siswa
secara optimal dalam merealisasikan pengalaman belajar.
Pengalaman belajar siswa tidak
didapat begitu saja diperlukan kemampuan guru dalam mengembangkan pengetahuan
dasar yang dimiliki siswa, karena pada dasarnya setiap siswa telah memiliki
pengetahuan sebagai hasil interaksinya dengan lingkungan. Untuk mengembangkannya
dalam pembelajaran tentu diperlukan strategi, pendekatan, metode dan teknik
yang dapat merangasang rasa keingintahuan siswa[8].
Peningkatan kualitas pembelajaran
perlu mengembangkan pendekatan pembelajaran yang mendorong siswa aktif, mampu berinovatif,
serta kreatif sehingga efektif namun tetap menyenangkan sesuai dengan
karakteristik siswa Sekolah Dasar. Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai maka
diperlukan strategi pembelajaran yang mendukung, diantaranya strategi
kontruktivistik, cooperative learning, dan inquiry dapat dipilih dan
dikembangkan sebagai alternatif[9]. Pendekatan pembelajaran
tersebut memiliki karakteristik sebagai Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif
Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM).
PAIKEM
merupakan singkatan dari Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.
Selanjutnya, PAIKEM dapat didefinisikan sebagai: pendekatan mengajar (approach to teaching) yang digunakan bersama
metode tertentu dan pelbagai media pengajaran yang disertai penataan lingkungan
sedemikian rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan[10].
Dengan demikian, para siswa merasa tertarik dan mudah menyerap pengetahuan dan
keterampilan yang diajarkan. Selain itu, PAIKEM juga memungkinkan siwa melakukan
kegiatan yang beragam untuk mengembangkan sikap, pemahaman, dan keterampilannya
sendiri dalam arti tidak semata-mata “disuapi” guru. Di antara
metode-metode mengajar yang amat mungkin digunakan untuk mengimple- mentasikan
PAIKEM, ialah: 1) metode ceramah plus, 2) metode diskusi; 3) metode
demonstrasi; 4) metode role-play; dan 5) metode simulasi[11].
Pembelajaran IPS yang bercirikan
PAIKEM menuntut penerapan multi metode, multi media dan praktik kerja dalam tim
serta memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. PAIKEM berasumsi
bahwa pembelajaran itu merupakan proses individual, proses sosial yang
menyenangkan, serta tidak pernah berhenti untuk membangun makna. Pembelajaran
IPS yang bernuansa PAIKEM perlu menerapkan berbagai model pembelajaran yang
inovatif, multi metode dan multi media yang menunjang efektivitas pencapaian
tujuan.
2. Karakteristik PAIKEM
a.
Berpusat pada siswa (student centered)
b.
Belajar yang menyenangkan (joyfull learning)
c.
Belajar yang berorientasi pada tercapainya
kemampuan tertentu (competency based learning)
d.
Belajar secara tuntas (mastery learning)
e.
Belajar secara berkesinambungan (continuous
learning)
f.
Belajar sesuai dengan ke-kini-an dan
ke-disini-an (contextual learning)
3.
Penjabaran PAIKEM
a.
Aktif
Pembelajaran yang aktif
berarti pembelajaran yang memerlukan keaktifan semua siswa dan guru secara fisik, mental,
emosional, bahkan moral dan spiritual. Guru harus menciptakan
suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, membangun gagasan, dan
melakukan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman langsung, sehingga belajar
merupakan proses aktif siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri.
b.
Inovatif
Pembelajaran
inovatif dapat menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan apabila
dilakukan dengan cara meng- integrasikan media/alat bantu terutama yang
berbasis teknologi baru/maju ke dalam proses pembelajaran tersebut. Sehingga,
terjadi proses renovasi mental, di antaranya membangun rasa pecaya diri
siswa. Penggunaan bahan pelajaran, software
multimedia, dan microsoft power point
merupakan salah satu alternatif.
c.
Kreatif
Pembelajaran yang kreatif mengandung makna tidak sekedar
melaksanakan dan menerapkan kurikulum. Dengan demikian ada kreativitas pengembangan kompetensi dan
kreativitas dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas termasuk pemanfaatan
lingkungan sebagai sumber bahan dan sarana untuk belajar. Pembelajaran kreatif
juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga
memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa dan tipe serta gaya belajar siswa.
d.
Efektif
Pembelajaran dapat
dikatakan efektif (effective / berhasil guna) jika mencapai sasaran atau minimal mencapai kompetensi
dasar yang telah ditetapkan. Di samping itu, yang juga penting adalah banyaknya
pengalaman dan hal baru yang “didapat“
siswa. Guru pun diharapkan memeroleh “pengalaman baru” sebagai hasil interaksi
dua arah dengan siswanya.
e.
Pembelajaran Menyenangkan
Pembelajaran yang menyenangkan adalah pembela- jaran
yang dapat dinikmati siswa. Siswa
merasa nyaman, aman dan asyik. Perasaan yang mengasyikkan mengandung unsur inner motivation, yaitu dorongan
keingintahuan yang disertai upaya mencari tahu sesuatu.
B. Model-Model Pembelajaran IPS
Untuk menumbuhkan motivasi dan
partisipasi siswa dalam pembelajaran perlu dikembangkan model-model
pembelajaran IPS yang mendorong siswa aktif dan kreatif serta inovatif. Model
pembelajaran inovatif tersebut antara lain[12]:
1. Model
Pengajaran Langsung (Direct Instruction).
Model pengajaran langsung banyak
diilhami oleh teori belajar sosial yang sering disebut belajar melalui
observasi. Dasar pemikiran model pengajaran langsung ini adalah bahwa siswa
belajar dengan mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan tingkah laku
gurunya. Dalam menerapkan pengajaran langsung, pengetahuan yang disampaikan
kepada siswa perlu disederhanakan, baik pengetahuan deklaratif maupun
prosedural.
2. Model
Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Proses pembelajaran dilalui dengan
bekerjasama dalam kelompok untuk membangun pengetahuan yang tengah dipelajari[13]. Setting kelas dalam
pembelajaran kooperatif, perlu memenuhi 3 kondisi, yaitu: (a) adanya kontak
langsung, (b) sama-sama berperan serta dalam kerja kelompok, (c) adanya
persetujuan antar anggota kelompok tentang setting kelas tersebut.
3. Model
Pengajaran Berdasar Masalah (Problem Base Instruction)
Model pengajaran berdasarkan masalah
ini menurut Banks (1990) mempunyai ciri umum yaitu menyajikan kepada siswa
masalah autentik dan bermakna yang akan memberi kemudahan kepada siswa untuk
melakukan penyelidikan dan inkuiri[14].
4. Model
Belajar Melalui Penemuan (Inkuiry)
Pembelajaran penemuan merupakan
suatu model pengajaran yang menekankan pentingnya membantu siswa memahami
struktur atau ide kunci dari suatu disiplin ilmu, siswa aktif terlibat dalam
proses pembelajaran, dan memberi keyakinan bahwa pembelajaran akan terjadi
melalui penemuan pribadi. Banks (1990) meyakini bahwa model penemuan ini akan
merangsang siswa untuk melakukan penyelidikan sehingga menemukan sesuatu. Model
pembelajaran penemuan menurut Banks (1990) lebih cocok untuk menanamkan
konsep-konsep yang dapat ditemukan melalui percobaan dan penyelidikan.
C. Metode
Pembelajaran IPS
Menurut Nursid Sumaatmadja metode
pengajaran adalah suatu cara yang fungsinya merupakan suatu alat untuk mencapai
tujuan. (1984:95) sedangkan menurut S. Hamid Hasan metode pengajaran adalah
suatu cara yang digunakan untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada
siswa dalam belajar. (1992:4)[15]. Dapat ditarik kesimpulan
bahwa metode adalah suatu cara yang digunakan untuk memberikan pengajaran yang
efektif dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang
berkualitas tentu akan mempertimbangkan penerapan metode-metode pembelajaran
secara bervariasi sesuai dengan karakteristik materi pelajaran yang akan
disampaikan.
Penerapan variasi metode bisa
menunjang kegiatan pembelajaran yang aktif dan inovatif serta menyenangkan
karena tidak monoton dan menjemukan siswa. Oleh karena itu, hendaknya guru
mampu memilih dan menentukan metode pembelajaran yang paling efektif dan efisien
dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Perlu disadari bahwa tidak ada satupun
metode yang sempurna dan efektif serta efisien untuk semua topik kajian.
Masing-masing metode memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing, oleh
karena itu dalam setiap proses pembelajaran IPS diperlukan penerapan metode
yang bervariasi.
Macam-macam metode pembelajaran
dalam IPS antara lain sebagai berikut[16]:
1.
Metode ceramah
2.
Metode Tanya jawab.
3.
Metode diskusi
4.
Metode pemecahan masalah (problem solving)
5.
Metode simulasi
6.
Metode bermain peran (role playing)
7.
Metode sosio drama
8.
Metode permainan (game)
9.
Metode cerita
10. Metode karya
wisata atau studi lapangan
11. Metode inkuiri
12. Metode
penugasan
13. Metode pameran
(eksposisi)
14. Metode proyek
Pemilihan dan penerapan metode pembelajaran
perlu mempertimbangkan kriteria-kriteria sebagai berikut:
1.
Sesuai dengan karakteristik bahan ajar yang
akan disampaikan.
2.
Ditunjang oleh sarana dan prasarana yang
memadai.
3.
Sesuai dengan latar belakang dan kebutuhan
siswa.
D. Media
dalam pembelajaran IPS
Media pembelajaran dikenal sebagai
sumber-sumber belajar selain guru yang berfungsi sebagai penyalur atau
penghubung pesan ajar yang diadakan dan atau diciptakan secara terencana[17].
Setiap media pembelajaran memiliki
karakteristik dan keunggulan masing-masing maka diharapkan guru dapat memilih
dan menentukan macam-macam media sesuai dengan topik bahasan dan karakteristik
materi pelajaran. Agar pemilihan dan penentuan media tersebut bisa efektif,
maka perlu mempertimbangkan beberapa kriteria, antara lain[18]:
1.
Obyektifitas.
Dalam memilih media perlu meminta
saran atau pendapat dari teman sejawat, bukan berdasar kesenangan pribadi guru.
2.
Program pembelajaran
Penentuan media bisa menunjang
pencapaian tujuan program pembelajaran atau sesuai dengan pokok bahasan yang
akan disampaikan.
3.
Sasaran program
Sasaran program ini adalah siswa
yang mengikuti proses pembelajaran, pada usia tertentu mereka memiliki
kemampuan intelektual tertentu pula.
4. Situasi
dan kondisi
Situasi dan kondisi ini berkaitan
dengan sarana dan prasarana sekolah atau kelas (ukuran ruangan, bangku,
ventilasi dll ) dan situasi kondisi siswa ( jumlah siswa, motivasi, dll )
4.
Kualitas teknik.
Kualiats teknik ini berkaitan
kualitas gambar, rekaman audio maupun visual suara, atau alat Bantu lainnya.
5.
Efektivitas dan efisiensi penggunaan.
Keefektifan menyangkut penyerapan
informasi yang optimal oleh siswa, sedangkan efisiensi berkaitan dengan
pengeluaran tenaga, waktu dan biaya seberapa mampu mencapai tujuan yang
optimal.
Media pembelajaran memiliki ragam
dan bentuk yang bermacam-macam, namun berdasarkan perkembangannya media dapat
digolongkan sebagai berikut[19]:
1.
Media yang bersifat umum dan tradisional.
Contohnya:
papan tulis, buku teks, majalah, buku rujukan dan lain lain.
2.
Media yang bersifat canggih.
Contohnya:
radio, TV, VCD, tape recorder, OHP, LCD, dan lain lain.
3.
Media yang bersifat inovatif.
Contohnya:
komputer, internet, laptop, dll.
Sedangkan
jenis-jenis media bisa dikelompokkan sebagai berikut:
1.
Alat pengajaran.
Contohnya:
papan tulis, papan pamer, mesin pengganda.
2.
Media cetak.
Contohnya: Buku, majalah, surat
kabar, jurnal, bulletin, pamflet dan lain-lain
3.
Media visual.
Contohnya: Transfaransi,
slid, grafik, chart, model dan realia, gambar, foto,dll
4.
Media audio.
Contohnya:
Tape recorder, pita suara, piringan hitam dan lain-lain
5.
Media audio-visual
Contohnya:
Televisi, VCD, film suara.
6.
Masyarakat sebagai sumber belajar.
Contohnya: Nara sumber, tokoh masyarakat,
dinamika kehidupan dalam
masyarakat.
Banyaknya
ragam dan jenis media yang bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran IPS, menuntut
guru untuk berkreasi dalam memanfaatkan media pembelajaran agar mendorong siswa
aktif, kreartif dan inovatif dalam kegiatan pembelajaran yang menyenangkan.
Pembelajaran IPS selayaknya mengkondisikan siswa untuk berproses secara
individual, sosial, kerja dalam kelompok, untuk membangun makna dengan
menyenangkan.
PEMBAHASAN
Pada
dasarnya proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas merupakan hasil
kerjasama yang baik antara guru dan peserta didik. Dimana dalam mengembangkan
pendekatan pembelajaran
yang dilakukan guru semata-mata bertujuan menciptakan kondisi pembelajaran yang
mendukung agar siswa mampu untuk aktif, inovatif, kreatif, efektif dan tentunya
dengan suasana yang menyenangkan sehingga tercapainya tujuan dan proses
pembelajaran.
Disamping proses pembelajaran yang kondusif diperlukan juga penerapan
metode yang dapat mendukung hal tersebut. Penerapan metode yang efektif dapat
dilakukan guru dengan mengutarakan terlebih dahulu didepan kelas agar siswa
mengetahui tujuan dari metode yang akan dilaksanakan pada saat pembelajaran
sehingga siswa juga mengetahui apa manfaat dari metode yang diberikan guru.
Selain itu
juga ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya:
1.
Kondisi kelas yang
khusus, misalnya guru percaya bahwa siswa-siswinya dapat belajar dan bertindak
berdasar pada kepercayaan pada diri sendiri, suasana bebas artinya siswa dapat
berkiprah dengan masalah yang dihadapi.
2.
Memerlukan motivasi
tinggi sehingga siswa merasa tertantang dengan memerlukan pemikiran,
menumbuhkan keinginan untuk tahu.
3.
Penerapan metode yang
efektif tidak berdiri sendiri tetapi pada pelaksanaannya dibantu oleh model
pembelajaran yang inovatif dan pemanfaatan media yang efektif.
Perlu diingat masing-masing materi pembelajaran memiliki karakteristik
yang unik maka setiap penggunaan metode, model dan media pembelajaran pada
setiap materi akan berbeda. Maka dari itu guru dituntut untuk dapat berinovatif
dan berkreasi dalam memadu-padankan anatara materi pelajaran dengan pemanfaatan
media yang efektif sehingga tujuan dari pembelajaran yang aktif, inovatif,
kreatif, efektif dan menyenangkan dapat tercapai.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian
dalam tulisan di depan, dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:
1.
Pendekatan
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM)
dapat menunjang peningkatan kualitas pembelajaran IPS di Sekolah Dasar.
2.
Pengembangan
pendekatan PAIKEM dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar perlu diterapkan
multi metode secara bervariasi sesuai dengan karakteristik materi dan latar
belakang siswa.
3.
Pelaksanaan
PAIKEM perlu didukung oleh multimedia yang memadai sehingga proses pembelajaran
mampu memberi layanan klasikal dan individual serta mampu menumbuhkan motivasi
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan harapan mampu mencapai tujuan
pembelajaran secara lebih efektif dan efisien.
B. Saran-saran
Beberapa
saran yang bisa disampaikan dalam tulisan ini antara lain:
1.
Sebagai
upaya peningkatan kualitas proses pembelajaran pada mata pelajaran IPS guru
Sekolah Dasar hendaknya mengembangkan pendekatan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif,
efektif dan menyenangkan (PAIKEM).
2.
Metode
belajar yang bermacam-macam jenis dan ragamnya perlu diterapkan secara
bervariasi dan selektif untuk menunjang pengembangan pendekatan PAIKEM.
3.
Guru
IPS di Sekolah Dasar hendaknya lebih berkreasi dalam memanfaatkan media
pembelajaran yang efektif dalam menunjang pendekatan PAIKEM.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati, Mudjiono. 1999. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Dirjen Pendidikan Dasar dan
Menengah. 2008. Asyik Belajar Dengan PAKEM Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Jakarta: Depdiknas
Munadi Yudhi. 2012. Media
Pembelajaran. Ciputat: Gaung Persada
Sanjaya Wina. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Sapriya, dkk. 2006. Konsep Dasar
IPS. Bandung: UPI Press
Supriatna Nana dkk. 2007. Pendidikan
IPS di SD. Bandung: UPI press.
Sutardi Didi, Encep Sudirjo. 2007.
Pembaharuan dalam PBM di SD. Bandung: UPI Press
Syah Muhibin, Rahayu Kariadinata.
2009. Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Bandung:
UIN Sunan Gunung Djati
[1]
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran#Pembelajaran_dalam_dunia_pendidikan
[2] Sapriya. dkk. Pembelajaran Dan
Hasil Evaluasi Hasil Belajar IPS, Cet. 1; Bandung:UPI Press, 2006, h. 3
[3]
Ibid, h. 7
[4]
ibid
[5]
Supriatna Nana, Pendidikan
IPS di SD, cet. 1; Bandung: UPI Press, 2007, h. 5
[6]
ibid
[7]
Sutardi Didi. Dkk, Pembaharuan
dalam PBM di SD, cet.1; Bandung: UPI Press, 2007, h.2
[8]
Ibid, h. 25
[9]
Supriatna Nana, Pendidikan
IPS di SD, cet. 1; Bandung: UPI Press, 2007, h. 49
[10]
Syah Muhibin.dkk, Pembelajaran
Aktif Inovatif Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: UIN Sunan Gunung Djati, 2009, h. 1
[11]
Supriatna Nana, Op.cit, h. 126
[12]
Ibid. h. 126
[13]
Sutardi Didi.dkk,op. cit, h.
60
[14]
Supriatna Nana.dkk, op. cit,
h. 180
[15]
Supriatna Nana, loc. cit
[16]
ibid
[17]
Munadi Yudhi, Media
Pembelajaran, 2012, cet.4; Ciputat: Gaung Persada Press Jakarta, h. 5
[18]
Ibid, h. 187
[19]
Nana Supriatna, op.cit, h. 152
Tidak ada komentar:
Posting Komentar